Palo Alto, California — Di balik sebuah garasi sederhana tanpa tanda di Silicon Valley, armada mobil berteknologi tinggi keluar untuk menjalankan misi besar: memetakan dunia. Dengan kamera canggih yang dipasang di atas kendaraan, Google telah memulai perjalanan ini sejak dua dekade lalu, mengubah cara kita melihat dan menjelajahi planet ini.

Evolusi Teknologi Kamera

Pada awalnya, kamera pertama Google pada tahun 2007 adalah perangkat besar seberat 500 pon yang membutuhkan forklift untuk memasangnya di atas kendaraan. Namun, pada tahun 2008, teknologi kamera berevolusi menjadi sistem sembilan kamera yang lebih ringan, hanya seberat 75 pon. Sistem ini dipasang di berbagai kendaraan, termasuk mobil salju dan sepeda roda tiga, memungkinkan Google menjelajahi wilayah pejalan kaki di Eropa.

Pada tahun 2010, sistem kamera semakin inovatif dengan perangkat berbentuk bola yang dapat dikenakan oleh manusia, termasuk pejalan kaki dan penyelam bawah laut. Bahkan, unta digunakan untuk memetakan area gurun. Tahun 2018 menandai hadirnya sistem kamera generasi baru yang lebih ringan, seberat 40 pon, yang memungkinkan eksplorasi tempat-tempat seperti Grand Canyon dan Machu Picchu.


Dominasi Google Maps

Dengan lebih dari dua miliar pengguna aktif setiap bulan, Google Maps telah menjadi aplikasi navigasi terpopuler di dunia. Berkat kemajuan kecerdasan buatan (AI), Google kini mampu membuat hingga 100 juta pembaruan peta setiap hari. Hal ini dilakukan dengan menggabungkan miliaran gambar dari kamera Street View, citra satelit, dan sumber data lainnya, termasuk kontribusi dari pengguna Maps.

AI juga memungkinkan fitur baru seperti Immersive View, yang menggabungkan citra udara dan Street View untuk memberikan pratinjau realitas 3D suatu lokasi. Teknologi ini dapat menunjukkan kondisi cuaca, kualitas udara, hingga tingkat keramaian di lokasi tersebut.

Inovasi Berbasis Data

Selain kamera, Google Maps mengandalkan lebih dari 1.000 sumber pihak ketiga, termasuk data dari pemerintah lokal. Bahkan, perangkat kamera generasi terbaru memungkinkan Google memperluas cakupan peta ke negara-negara baru seperti Bosnia dan Herzegovina, Namibia, dan Liechtenstein. Kamera yang fleksibel ini memudahkan tim untuk memperbarui data di wilayah yang sulit dijangkau.

AI juga digunakan untuk memproses data secara otomatis, sehingga lebih efisien dan hemat biaya. Dengan bantuan perangkat Internet of Things (IoT), pembaruan peta kini lebih cepat, akurat, dan skalabel.

Fitur Baru untuk Konsumen

Google Maps kini menawarkan sejumlah fitur yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Beberapa di antaranya meliputi laporan keterlambatan transportasi umum, rute alternatif, dan informasi tentang kondisi jalan seperti banjir atau jalan licin. Fitur AI juga membantu pengguna merencanakan perjalanan dengan lebih baik, termasuk memberikan saran lokasi parkir hingga panduan langkah terakhir menuju tujuan.

Di sisi privasi, Google telah mengambil langkah signifikan. Data lokasi kini disimpan di perangkat pengguna alih-alih di cloud, dan pengguna dapat meminta area tertentu di Street View untuk diburamkan demi keamanan. Fitur seperti ini menunjukkan komitmen Google untuk menjaga privasi pengguna sambil tetap menyediakan layanan yang bermanfaat.

Masa Depan Pemetaan

Google Maps terus berinovasi untuk menjawab tantangan global. Dalam waktu dekat, sistem kamera yang lebih kecil dan fleksibel akan memungkinkan eksplorasi wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau. Selain itu, teknologi kendaraan otonom seperti robotaksi Waymo, yang mengandalkan data dari Google Maps, diharapkan semakin mempercepat pembaruan data peta secara real-time.

Dengan kombinasi AI, data pengguna, dan teknologi canggih, Google Maps tidak hanya menjadi alat navigasi, tetapi juga solusi untuk berbagai kebutuhan mulai dari perencanaan kota hingga eksplorasi lokasi-lokasi terpencil. Inovasi ini menjadikan Google Maps sebagai salah satu produk teknologi paling revolusioner di era modern.

Sumber : From Street View To AI — How Google Maps Mapped The World