Waspadalah terhadap
penipuan-penipuan ini tahun ini, dan ikuti saran kami untuk menghentikan para
penjahat di jalurnya.
Dalam beberapa tahun terakhir,
tim keamanan di PCMag berbicara dengan banyak ahli tentang berbagai jenis
penipuan, pelaku di balik kejahatan ini, dan korban yang terdampak oleh
kebohongan serta pencurian mereka. Kesimpulannya
sederhana: Para penipu tidak tahu malu, dan mereka tidak pernah libur.
Bersikaplah hati-hati terhadap siapa pun yang Anda temui secara online, dan
tetaplah waspada.
Para penipu akan menargetkan pekerja yang di-PHK, mencari orang rentan di
aplikasi kencan, berpura-pura menjadi petugas pajak untuk mencuri uang wajib
pajak, dan bahkan menggunakan alat AI generatif untuk membuat iklan palsu
tentang properti sewa liburan di situs pemesanan. Berikut beberapa jenis
penipuan yang harus diwaspadai pada 2025, bersama tips untuk menghindarinya.
Penipuan Terbesar Tahun 2025
Penipu menjaring korbannya secara
luas untuk mendapatkan sebanyak mungkin "ikan," baik besar maupun
kecil. Sayangnya, lembaga penegak hukum sering kali tidak dapat memberikan
solusi untuk penipuan online, bahkan jika melibatkan uang dalam jumlah besar. Oleh karena itu, penting untuk tetap
waspada dan menghindari jebakan para penipu saat menjelajahi dunia online.
Berikut beberapa jenis penipuan yang ada dalam radar kami untuk tahun baru ini.
1. Penipuan "Pig
Butchering"
Interpol baru-baru ini meminta
agar istilah "pig butchering" tidak lagi digunakan. Organisasi ini
tidak ingin mengganti istilah tersebut karena terdengar menjijikkan (dan memang
begitu), tetapi karena istilah itu dianggap tidak manusiawi dan mengabaikan
agensi para korban. Interpol kini menyarankan penggunaan istilah "romance
baiting," karena jenis penipuan ini sering kali dimulai dari catfishing
atau penipuan di aplikasi kencan.
Penipuan ini biasanya melibatkan
korban yang dijebak dengan percakapan tentang kencan atau asmara. Penipu akan
mengirimkan banyak pesan untuk membangun kepercayaan, dan hubungan intens
terbentuk dengan sangat cepat. Meski hubungan ini berlangsung singkat, penipu
mendapatkan kepercayaan cukup untuk meyakinkan korban menyerahkan data pribadi,
informasi login keuangan, dan uang dalam jumlah besar.
2. Penipuan Imigrasi
Penipu sering memanfaatkan orang
yang rentan dan putus asa yang mencari bantuan secara online. Itulah mengapa ada peningkatan iklan layanan
imigrasi palsu di media sosial. Begini cara kerja penipuan ini: Menurut laporan
FTC, penipu menghubungi imigran dengan tawaran bantuan untuk mengurus dokumen
imigrasi dan meminta uang melalui layanan transfer seperti Western Union atau
Zelle. Penipu kemudian berpura-pura menjadi petugas imigrasi melalui panggilan
video di WhatsApp atau Zoom untuk meyakinkan korban.
3. Penipuan AI Generatif
Kehadiran alat AI generatif
gratis atau berbiaya rendah memungkinkan siapa saja menjadi penipu dari mana
saja. Panggilan video yang dihasilkan AI semakin sulit dikenali. Dengan
beberapa langkah sederhana di aplikasi, orang dapat meniru suara Anda atau suara
orang yang Anda cintai. Hal ini membuat Anda harus lebih berhati-hati terhadap
apa pun yang Anda lihat atau dengar secara online.
Penipuan ini sering kali menggunakan taktik lama: rekayasa sosial (social
engineering). Kadang-kadang, ini melibatkan penipu asmara yang mengenali
kebutuhan Anda akan teman dan meminta uang Anda sambil terus memuji Anda. Di
lain waktu, pelaku berpura-pura sebagai penegak hukum atau otoritas pemerintah
dan mengirim panggilan atau pesan mendesak tentang denda yang sebenarnya tidak
ada.
5 Cara Menghindari Penipuan Online
Ingatlah: Siapa pun bisa menjadi korban penipuan. Bahkan jika saldo
rekening bank Anda rendah, Anda tetap berisiko. Penipu mengirim ribuan pesan
setiap hari untuk menjebak sebanyak mungkin korban.
Namun, ada kabar baik: Sebagian
besar orang tidak langsung tertipu. Inilah mengapa penipu harus menjangkau
banyak orang sekaligus. Berikut beberapa tips untuk melindungi diri Anda dari
penipuan online:
- Luangkan Waktu untuk Memverifikasi Identitas
Jangan percaya begitu saja siapa pun yang mengaku sebagai seseorang secara
online. Jika Anda menerima pesan dari bisnis atau organisasi pemerintah
melalui email atau SMS yang meminta tanggapan cepat atau pembayaran,
jangan langsung bertindak. Cari
informasi resmi tentang bisnis atau organisasi tersebut secara online dan
periksa keabsahan situs webnya (perhatikan ejaan URL). Hubungi
nomor telepon resmi yang tertera di situs untuk memverifikasi klaim
mereka.
- Waspada terhadap Kontak Tak Terduga Jika
seseorang yang tidak Anda kenal tiba-tiba menghubungi Anda dengan klaim
mengejutkan, jangan langsung percaya. Periksa profil mereka dengan cermat,
dan jangan pernah mengirimkan uang kepada siapa pun yang Anda tidak kenal
secara pribadi.
- Waspadai Pesan yang Emosional atau Mendesak
Penipu sering mencoba menarik perhatian Anda dengan cerita menyedihkan
atau janji-janji menggiurkan. Jangan terbawa suasana; blokir pengirim dan
berhenti merespons.
- Gunakan
Keamanan Tambahan
Terapkan autentikasi dua faktor untuk akun Anda, gunakan perangkat lunak
antivirus, dan pertimbangkan untuk menggunakan pengelola kata sandi untuk
meningkatkan keamanan.
- Beritahu Keluarga dan Teman Bagikan
pengalaman Anda tentang penipuan untuk membantu orang lain terhindar dari
hal yang sama.
Cara Melaporkan Penipuan Online
Jika Anda menjadi korban, laporkan kejahatan tersebut ke otoritas lokal dan federal, seperti polisi setempat atau FBI. Anda juga dapat melapor ke Internet Crime Complaint Center dan Identity Theft Resource Center. Selain itu, kunjungi situs pemulihan pencurian identitas dari FTC di identitytheft.gov untuk mendapatkan panduan pemulihan yang sesuai.
Sumber : The Biggest Online Scams to Watch for in 2025—And How to Avoid Them | PCMag
Tambahkan Komentar Baru